
Minggu, 30/06/2002
Gereja
Harus Tanggap
Menyadari adanya problematika yang
demikian kompleks yang hadir di tengah-tengah kehidupan keluarga, mau
tidak mau gereja harus segera bersikap dan bertindak. Hal itu
dikemukakan oleh Koordinator Unit Pengembangan GKI Gading Indah Pnt.
Jan H. Atmadjaja. “Harus ada upaya yang dilakukan dengan sadar untuk
membina anggota-anggota jemaat,” ujarnya. “Selama ini gereja kerap
melupakan urusan yang penting ini.”
Menurutnya, tidak benar apabila gereja
mengira bahwa semua anggotanya tidak mempunyai masalah dalam keluarga.
“Salah kalau gereja mengira bahwa semua orang happy-happy
dengan kehidupan rumah tangganya,” ujarnya.
Berdasarkan pengalaman selama ini, ia
melihat bahwa anggota jemaat, atau keluarga, yang memiliki persoalan
biasanya justru tidak lapor ke gereja. Karena itu bisa saja masalanya
tidak terdengar, tapi belum tentu tidak ada masalah. Bahkan keluarga
yang adem-ayem pun belum tentu tidak bermasalah.
Soalnya, menurut Pnt. Jan, zaman
sekarang ini memang tidak mendukung keutuhan keluarga. Walaupun belum
ada suatu kajian yang formal mengenai hal itu, ia melihat bahwa
gejalanya sangat jelas: Semakin lama semakin banyak keluarga yang
memiliki masalah.
Jadi jelas bahwa gereja perlu
menanggapi persoalan ini dengan serius. Namun hal itu diakui sangat
tidak mudah. Menurutnya, ada dua hal yang menjadi faktor kesulitan: Pertama,
besar sekali kemungkinan bahwa anggota jemaat tidak menyadari
persoalan yang sebenarnya sedang mereka hadapi. Akibatnya mereka tidak
merasa butuh dan perlu mengikuti berbagai pembinaan yang dilakukan
oleh gereja. Dan, kesulitan kedua, saat ini gereja semakin
kehilangan power untuk mengatakan apakah suatu hal itu baik
atau tidak baik untuk dilakukan.
Tapi hal itu tentunya tidak menjadikan
gereja tak mampu berbuat apa-apa. Seperti yang diyakini oleh Pdt. Em.
Suatami Sutedja, masih ada lebih banyak orang yang ingin hidupnya
berjalan dengan baik, sesuai dengan kehendak Tuhan, ketimbang mereka
yang bersikap masa bodoh dan sekedar ikut arus.
Karena itu, Pnt Jan masih melihat
beberapa peluang yang bisa digarap oleh gereja. Antara lain: [1]
Memasukan topik keluarga ke dalam materi katekisasi; [2] Adanya
pembinaan pra-pernikahan yang sangat serius; [3] Adanya paket-paket
pembinaan keluarga dan pasangan suami-istri (pasutri) yang sinambung;
[4] Membina para remaja dan pemuda untuk bisa memilih pasangan hidup
secara tepat; dan [5] Melakukan pembinaan serius melalui kotbah hari
Minggu.
Kita tentunya berharap, apa yang kita
upayakan ini bisa memberikan hasil yang positif bagi kehidupan
keluarga kita.
(mhs) |