
Minggu, 05/05/2002
Oleh: PntK. Stephen Suleeman, MATh, ThM.
Tentang
Perpustakaan
(4)
Tool Lending Library
Mendengar kata “perpustakaan” atau
“pustaka” yang terlintas dalam pikiran kita tentu adalah buku,
buku, dan buku. Namun beberapa kali saya telah menulis bahwa ternyata
isi perpustakaan bukan hanya buku-buku. Ada koleksi mikrofilm yang
telah beberapa puluh tahun terakhir ini digunakan untuk merekam isi
buku dalam bentuk yang semakin kecil dan mudah disimpan. Ada pula
koleksi kaset video film, audio berupa cerita atau bahan non-fiksi
dalam pita kaset, CD
musik. Bukan mustahil dalam waktu tidak berapa lama lagi, koleksi itu
akan berkembang pula dengan koleksi film dalam format DVD yang kini
semakin disukai orang dan perlahan-lahan mulai menggantikan kaset
video. Lalu, dengan kehadiran CD Writer dan CD Rewritable,
saya membayangkan buku-buku pun kelak akan disimpan dalam cakram padat
yang pipih itu. Bayangkan! Disertasi yang tebalnya sekitar 500 halaman
dan beratnya hampir 2 kg, kelak disimpan dalam sebuah cakram padat
tipis yang beratnya mungkin tidak lebih dari 50 gram. Maaf, saya belum
pernah menimbangnya sehingga ini hanyalah terkaan saya semata.
* * *
Saat ini di belahan bumi utara sedang
memasuki musim semi. Dan itu berarti ada banyak pekerjaan rumah yang
perlu dilakukan. Maksud saya, bukan PR yang biasa dikerjakan oleh
murid sekolah atau mahasiswa seperti saya, melainkan pekerjaan di
rumah: bersih-bersih, memperbaiki pagar yang rusak, mengecat dinding
di dalam maupun di luar rumah, memotong rumput, memotong cabang
dan ranting-ranting pepohonan supaya tumbuh lebih rapi dan indah, dst.
Untuk pekerjaan seperti itu, orang bisa
menyewa tenaga kerja yang biasanya ditawarkan oleh imigran gelap dari
Amerika Tengah. Ada pula gereja yang mencari dana dengan cara ini.
Misalnya, para remaja di Montclair Presbyterian Church menawarkan
tenaga mereka dengan imbalan $8.00 per jam, demikianlah harga yang
dianjurkan gereja. Mahal? Memang sedikit lebih mahal dari upah
rata-rata di sini sekitar $7.00 per jam, namun para remaja ini sedang
mencari dana untuk membiayai berbagai kegiatan mereka di musim panas
mendatang.
Oh ya, kita bisa juga mengerjakan semua
tugas itu sendiri, kalau memang punya waktu dan alatnya. Tapi, inilah
persoalannya. Mengerjakan sendiri tentu membutuhkan perlengkapan, dan
membeli perlengkapan yang serba mesin di sini barangkali jadi agak
mubazir. Apalagi kalau pekerjaan itu hanya dilakukan selama 4-5 bulan
di musim semi dan gugur, atau malah hanya beberapa jam. Nah, bagaimana
kalau kita tidak mau membeli alat-alat perlengkapan untuk mengerjakan
tugas-tugas seperti itu? Oh, sudah tentu orang bisa meminjamnya dari
sanak keluarga atau tetangga, tapi memang tidak semua keluarga
mempunyai alat-alat tersebut.
Di Russell Street, sekitar 10 blok dari
rumah kami ada “Tool Lending Library”. Nama ini memang kedengaran
jadi aneh. “Library” menunjuk pada “librus” atau buku dalam
bahasa Latin, tapi “tool” menunjuk pada alat. Yang dipinjamkan
oleh perpustakaan ini memang bukan buku-buku pedoman mengerjakan
pertukangan, melainkan memang alat-alat kerja. Ada banyak sekali
peralatan yang dapat dipinjam: gergaji, penyerut kayu, pencabut paku,
palu, pahat, untuk pekerjaan tukang kayu. Peralatan bangunan yang
tersedia di situ antara lain penggetar tembok (saya tidak tahu
namanya, tapi dalam bahasa Inggris disebut concrete vibtrator, yang
saya pikir dapat digunakan untuk membongkar jalan), pengaduk semen,
gurinda, dll. Ada pula berbagai jenis peralatan untuk pekerjaan
listrik seperti tester, penyambung kabel, penyolder, dst.
Masih banyak lagi perlengkapan lainnya
untuk mengerjakan dinding dan lantai seperti pemotong keramik,
alat-alat kebun, tangga dari berbagai ukuran, pengungkit dan pemindah (dolly)
piano, berbagai alat tukang ledeng, bor, gergaji, dan pengamplas.
Alat-alat ini umumnya bisa dipinjam selama 7 hari. Alat-alat yang
lebih banyak dicari orang dibatasi penggunaannya hanya dua hari.
Mungkin ada yang kuatir karena tidak
tahu bagaimana melakukan pekerjaan yang menyangkut perbaikan rumah dan
semacamnya. Jangan kuatir, sebab di sini ada berbagai buku pedoman
untuk mereparasi rumah dan berbagai perlengkapannya. Dan buku-buku
pedoman itu tidak perlu dibeli, karena semuanya tersedia di
perpustakaan.
Tool lending library ini agak
unik, sebab ia tidak buka di pagi hari, kecuali di hari Jumat dan
Sabtu. Hari Minggu dan Senin tutup. Berbeda dengan perpustakaan biasa
yang menyediakan fasilitas pengembalian buku di luar hari dan jam
kerja, alat-alat yang dipinjam dari Tool lending library hanya
boleh dikembalikan langsung ke perpustakaan pada jam bukanya. Sudah
tentu, bagaimana mungkin pengaduk semen dikembalikan di luar jam buka?
Bukan mustahil alat itu dicuri orang.
Fasilitas perpustakaan yang unik ini
saya pikir sangat menolong masyarakat di sekitarnya, sebab orang
tidak perlu membeli berbagai perlengkapan kerja yang hanya
sekali-sekali saja dibutuhkannya. Perpustakaan ini menolong kita untuk
menghemat uang, karena kita tidak membutuhkan semua perlengkapan yang
kita butuhkan untuk bekerja.
Saya menamai seri tulisan ini
“Tentang Perpustakaan”. Tool lending library mungkin tidak
banyak menolong ktia mengenal dunia perpustakaan umumnya. Namun dengan
saling meminjam dan meminjamkan alat-alat kerja di “perpustakaan”
ini, kita akan semakin mengenal orang-orang yang hidup di sekitar
kita. Semangat untuk saling membantu, bergotong royong, semakin
ditingkatkan. Kita semakin disadarkan bahwa kita sangat membutuhkan
kehadiran orang lain. Siapa tahu, visi ini juga kelak bisa menular ke
Indonesia. www
|