:: home :: index ::

 

Minggu, 01/09/2002
 

Doa:
Sang Katak

Ketika Bruder Bruno pada suatu malam sedang berdoa ia diganggu oleh koak seekor katak besar. Semua usahanya untuk mengabaikan suara itu tidak berhasil. Maka ia berteriak dari jendela: “Diam! Aku sedang berdoa.”

Bruder Bruno itu seorang Santo, maka perintahnya segera dipatuhi. Setiap makhluk hidup menahan suaranya untuk menciptakan suasana diam yang menungtungkan bagi doa.

Tetapi kini suara lain mengganggu ibadat sang Bruder, suara dari dalam, yang berkata: “Mungkin Tuhan sama senangnya, antara mendengar koakan katak tadi dan mendengar mazmur-mazmur.”

“Apa yang dapat berkenan pada Tuhan dari teriakan katak?!” Itu tanggapan Bruno menghina. Tetapi suara mendesak, tidak mau diam: “Mengapa kamu berpikir bahwa Tuhan menemukan suara?”

Bruno memutuskan mau menemukan apa sebabnya. Ia mengeluarkan tubuhnya dari jendela dan memerintahkan: “Nyanyi!” Katak besar mengoak berirama memenuhi alam, diiringi oleh suara main-main katak-katak di sekitarnya. Dan ketika Bruno mendengarkan suara itu dengan penuh perhatian, koakan katak tidak lagi mengganggu, karena ia menemukan bahwa kalau ia berhenti menolak suara-suara itu, nyatanya suara-suara itu memperkaya keheningan malam.

Dengan penemuan itu Bruno menjadi selaras dengan alam semesta; untuk pertama kali dalam hidupnya ia mengerti apa itu artinya berdoa.


Sumber:
Anthony de Mello, Doa Sang Katak 1, Kanisius, 1990.


::
home ::
index ::

 

: Kirim Berita Anda : Kontak Webservant :

Copyright ©1999-2002, Gereja Kristen Indonesia. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
Address: Jl. Gading Indah III NF-1/20, Kelapa Gading Permai, Jakarta, Indonesia.
Phone: 62 21 4530971 : Fax: 62 21 4502814