:: home :: index ::

 

Minggu, 28/07/2002
 

Agama:
Buku Sutra

Tetsugen, murid Zen, merencanakan karya besar mencetak tujuh ribu buah buku sutra, yang sampai saat itu hanya ada dalam bahasa Tionghoa.

Ia menjelajahi panjang dan luasnya negara Jepang mengumpulkan dana untuk rencana itu. Beberapa orang kaya memberinya sebanyak seratus butir emas, tetapi kebanyakan ia mendapatkan uang receh dari petani. Tetsugen menyatakan terima kasih sama kepada setiap penderma, tidak peduli jumlah uang yang diberikannya.

Sesudah selama sepuluh tahun, ia akhirnya mengumpulkan dana yang diperlukan untuk karya itu. Justru waktu itu sungai Uji meluap dan ribuan orang tertinggal tanpa makan dan perumahan. Tetsugen membagikan semua uang yang ia kumpulkan bagi rencananya untuk rakyat sengsara ini.

Lalu ia mulai mengumpulkan dana lagi. Lagi beberapa tahun lewat, sebelum ia mendapatkan uang yang dibutuhkan. Lalu ada wabah menjalar di seluruh negara, maka Tetsugen memberikan semua yang ia kumpulkan untuk meringankan penderitaan.

Sekali lagi ia mengadakan perjalanan dan dua puluh tahun kemudian, cita-citanya punya Kitab Suci dalam bahasa Jepang akhirnya menjadi kenyataan.

Percetakan yang menerbitkan buku pertama dari sutra itu ada di pertapaan Obaku, di Kyoto. Orang Jepang menceritakan kepada anak-anaknya bahwa Tetsugen menerbitkan tiga kali cetakan sutra seluruhnya, dan bahwa dua yang pertama tidak bisa dilihat dan jauh lebih baik daripada yang ketiga. www


Sumber:
Anthony de Mello, Doa Sang Katak 1, Kanisius, 1990.


::
home ::
index ::

 

: Kirim Berita Anda : Kontak Webservant :

Copyright ©1999-2002, Gereja Kristen Indonesia. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
Address: Jl. Gading Indah III NF-1/20, Kelapa Gading Permai, Jakarta, Indonesia.
Phone: 62 21 4530971 : Fax: 62 21 4502814