:: home :: index ::

 

Minggu, 05/05/2002
 

Anak Itik

Shams-e Tabbrizi, seorang Sufi yang suci, mengisahkan ceritera tentang dirinya sendiri sebagai berikut:

Sejak masih kanak-kanak aku dianggap seorang yang tak berguna. Rupanya tak seorangpun memehami diriku. Ayahku sendiri pernah berkata: ‘Kau tidak cukup gila untuk dimasukkan rumah sakit jiwa, dan tidak cukup saleh untuk dimasukkan biara. Aku tak tahu harus berbuat apa denganmu.”

Aku menjawab:

“Sekali peristiwa, sebutir telur itik dierami oleh seekor ayam. Setelah menetas, anak itik itu berjalan-jalan bersama-sama mengikuti si induk sampai mereka tiba pada sebuah kolam. Anak itik itu langsung terjun ke dalam air. Induk ayam tertinggal di pingir kolam sambil berkotek-kotek kebingungan. Nah, bapakku tercinta, aku sudah terjun ke dalam samudera raya, dan merasa kerasan di sana. Bapak tentu tidak dapat mencela aku, kalau bapak memilih tinggal di pantai saja.”


Sumber:
Anthony de Mello, Burung Berkicau, CLC, 1984.


::
home ::
index ::

 

: Kirim Berita Anda : Kontak Webservant :

Copyright ©1999-2002, Gereja Kristen Indonesia. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
Address: Jl. Gading Indah III NF-1/20, Kelapa Gading Permai, Jakarta, Indonesia.
Phone: 62 21 4530971 : Fax: 62 21 4502814