Dasar
Mertua
Dua
sahabat
wanita bertemu sesudah bertahun-tahun.
“Bagaimana,” kata yang satu,
“Apa kabarnya dengan putramu?”
“Anakku? Kasihan dia! Jawabnya
mengeluh. “Perkawinannya itu sengsara — dengan seorang gadis
yang tidak mau bekerja sedikitpun di rumah tangga. Ia tidak mau
masak, tidak mau menjahit, tidak mencuci, bersih-bersih. Yang
dilakukannya hanya tidur dan makan dan membaca di tempat tidur.
Anakku yang malang bahkan harus mengantar sarapannya di tempat
tidur. Apa kamu bisa percaya itu?”
“Kasihan! Dan bagaimana
putrimu?”
“Oh, ia sungguh beruntung! Ia
kawin dengan malaikat. Suaminya tidak membiarkan dia mengerjakan
sesuatu di rumah. Ia punya hamba-hamba untuk masak dan menjahit
dan mencuci dan bersih-bersih. Dan setiap pagi ia mengantarkan
sarapan di ranjang. Percayakah
kamu? Yang ia kerjakan hanya tidur semaunya, dan sepanjang hari
beristirahat, bersantai-santai dan membaca di tempat tidur.”
“….”
|