:: home :: index ::

 

Minggu, 03/03/2002
 

Anak yang Sulung

Tema khotbahnya adalah “Anak yang hilang”. Pengkhotbah dengan penuh semangat berbicara tentang cinta bapa yang tiada bandingannya. Tetapi apakah yang istimewa pada cinta bapa? Ada ribuan bapa manusia yang dapat menyamai cinta itu. Dan lebih mungkin lagi, ribuan ibu manusia.

Perumpamaan ini sungguh-sungguh dimaksudkan untuk menyindir orang Farisi:

Para pemungut pajak dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkanNya. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Kata mereka: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.”
Lalu Yesus menceritakan perumpamaan ini kepada mereka… (Lukas 15 : 1-2)

Orang yang bersungut-sungut! Orang Farisi! Anak sulung! Inilah inti perumpamaan.

Pada suatu hari waktu Tuhan masuk ke dalam surga, Ia heran bahwa semua orang sudah berada di sana. Tak seorang pun dimasukkan ke dalam neraka. Ini merisaukanNya, karena bukankah Tuhan harus adil? Dan untuk apa neraka diciptakan, jika tidak dipakai?

Maka Ia berkata kepada Malaikat Gabriel: “Panggil semua orang ke hadapan tahtaKu dan bacakan Sepuluh PerintahKu!

Semua orang dipanggil. Malaikat Gabriel membaca perintah yang pertama. Lalu Tuhan bersabda: “Semua yang pernah berdosa melawan perintah ini, harus segera turun ke neraka!”
Sejumlah orang mengundurkan diri dengan sedih dan pergi ke neraka.

Hal yang sama terjadi pula sesudah perintah yang kedua dibaca… begitu pula dengan yang ketiga… keempat… kelima… Pada waktu itu penghuni surga sudah jauh berkurang. Sesudah perintah keenam dibaca, semua orang telah pergi ke neraka kecuali seorang pertapa yang gemuk, tua dan botak.

Tuhan melihatnya dan berkata kepada Malaikat Gabriel: “Inikah satu-satunya yang masih tinggal di surga?”
“Ya,” sembah Malaikat Gabriel.
“Wah,” kata Tuhan, “suasana di sini menjadi agak sepi, bukan? Suruhlah mereka semua kembali ke surga!”

Ketika pertapa yang gemuk, tua dan botak itu mendengar bahwa semua orang akan mendapat pengampunan, ia naik pitam. Dan ia menggugat Tuhan: “Ini tidak adil! Mengapa dulu hal ini tidak Tuhan katakan kepadaku?”

Nah, ketahuan masih ada seorang Farisi lain lagi yang tersembunyi. “Anak sulung” yang lain. Orang yang percaya akan ganjaran dan hukuman serta berpegang teguh pada keadilan mutlak.


Sumber:
Anthony de Mello, Burung Berkicau, Cipta Loka Caraka, 1984


::
home ::
index ::

 

: Kirim Berita Anda : Kontak Webservant :

Copyright ©1999-2002, Gereja Kristen Indonesia. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
Address: Jl. Gading Indah III NF-1/20, Kelapa Gading Permai, Jakarta, Indonesia.
Phone: 62 21 4530971 : Fax: 62 21 4502814