:: home :: index ::

 

Minggu, 10/02/2002
 

Penjelajah

Penjelajah itu pulang ke kampung halamannya. Penduduk ingin tahu segala sesuatu tentang sungai Amazon. Tetapi bagaimana mungkin mengungkapkan dalam kata-kata perasaan yang memenuhi hatinya, ketika ia melihat bunga-bunga begitu indah memukau dan mendengar seribu satu suara penghuni rimba di waktu malam? Bagaimana menjelaskan perasaan hatinya, ketika menghadang binatang buas atau ketika mendayung perahu kecilnya melewati arus sungai yang sangat berbahaya?

Ia berkata, “Pergi dan temukanlah sendiri! Tidak ada yang dapat menggantikan pertaruhan nyawa dan pengalaman pribadi.” Namun sebagai pedoman bagi mereka, ia menggambarkan peta sungai Amazon.

Mereka berpegang pada peta itu. Peta itu dibingkai dan diletakkan di kantor kotapraja. Mereka masing-masing menyalin peta itu. Dan setiap orang yang mempunyai peta, menganggap dirinya seorang ahli tentang sungai Amazon. Sebab, bukankah ia tahu setiap kelokan dan pusaran sungai berapa lebar dan dalamnya, di mana air mengalir deras dan di mana terdapat air terjun?

Penjelajah itu selama hidupnya menyesalkan peta yang telah dibuatnya. Mungkin lebih baik jika dulu dia tidak menggambarkan apa-apa.

Katanya Budha tidak pernah mau dipancing untuk berbicara tentang Tuhan.

Rupanya ia menyadari bahaya-bahaya menggambar peta bagi para cendekiawan di masa mendatang.


Sumber:
Anthony de Mello, Burung Berkicau, Cipta Loka Caraka, 1984


::
home ::
index ::

 

: Kirim Berita Anda : Kontak Webservant :

Copyright ©1999-2002, Gereja Kristen Indonesia. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
Address: Jl. Gading Indah III NF-1/20, Kelapa Gading Permai, Jakarta, Indonesia.
Phone: 62 21 4530971 : Fax: 62 21 4502814