:: home :: index ::

 

Minggu, 13/01/2002
 

Air Sungai

Kotbah Sang Guru pada hari itu hanya terdiri dari satu kalimet penuh teka-teki.

Ia tersenyum lemah dan mulai berkata:

“Satu-satunya yang aku kerjakan di sini hanyalah duduk di pinggir sungai dan menjual air sungai.”

Dan kotbahnya sudah selesai.

Seorang penjual air mendirikan warung di pinggir sungai, dan ribuan orang datang berduyun-duyun untuk membeli air darinya. Penjualannya laku semata-mata karena mereka tidak melihat sungai. Bila nanti mereka melihatnya, usahanya akan gulung tikar.

Seorang pengkotbah amat berhasil. Ribuan orang datang untuk belajar kebijaksanaan darinya. Setelah kebijaksanaan diperoleh, mereka berhenti mendengarkan kotbahnya. Dan si pengkotbah tersenyum puas. Sebab, ia sudah mencapai tujuannya, yaitu mundur secepatnya. Sebab di dalam hatinya ia menyadari bahwa apa yang ai berikan kepada orang-orang hanyalah apa yang sebetulnya sudah mereka punyai, asal mereka mau membuka mata dan melihat. “Jikalau Aku tidak pergi,” kata Yesus kepada murid-muridNya, “Roh Kudus tidak akan datang.”

Jikalau Anda berhenti menjual air, barangkali orang mendapat kesempatan yang lebih baik untuk melihat sungai.


Sumber:
Anthony de Mello, Burung Berkicau, Cipta Loka Caraka, 1984


::
home :: index ::

 

: Kirim Berita Anda : Kontak Webservant :

Copyright ©1999-2002, Gereja Kristen Indonesia. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
Address: Jl. Gading Indah III NF-1/20, Kelapa Gading Permai, Jakarta, Indonesia.
Phone: 62 21 4530971 : Fax: 62 21 4502814