Air
Sungai
Kotbah
Sang Guru pada hari itu hanya terdiri dari satu kalimet penuh
teka-teki.
Ia tersenyum lemah dan
mulai berkata:
“Satu-satunya yang aku
kerjakan di sini hanyalah duduk di pinggir sungai dan
menjual air sungai.”
Dan kotbahnya sudah
selesai.
Seorang penjual air mendirikan
warung di pinggir sungai, dan ribuan orang datang berduyun-duyun
untuk membeli air darinya. Penjualannya laku semata-mata karena
mereka tidak melihat sungai. Bila nanti mereka melihatnya,
usahanya akan gulung tikar.
Seorang pengkotbah amat berhasil.
Ribuan orang datang untuk belajar kebijaksanaan darinya. Setelah
kebijaksanaan diperoleh, mereka berhenti mendengarkan kotbahnya.
Dan si pengkotbah tersenyum puas. Sebab, ia sudah mencapai
tujuannya, yaitu mundur secepatnya. Sebab di dalam hatinya ia
menyadari bahwa apa yang ai berikan kepada orang-orang hanyalah
apa yang sebetulnya sudah mereka punyai, asal mereka mau membuka
mata dan melihat. “Jikalau Aku tidak pergi,” kata Yesus
kepada murid-muridNya, “Roh Kudus tidak akan datang.”
Jikalau Anda
berhenti menjual air, barangkali orang mendapat kesempatan yang
lebih baik untuk melihat sungai. |