Jangan
Berubah
Aku sudah lama mudah naik darah.
Aku serba kuatir, mudah tersinggung dan egois sekali. Setiap
orang mengatakan bahwa aku harus berubah. Dan setiap orang
terus-menerus menekankan, betapa mudah aku menjadi marah.
Aku sakit hati terhadap mereka,
biarpun sebetulnya aku menyetujui nasehat mereka. Aku memang
ingin berubah, tetapi aku tidak berdaya untuk berubah, betapapun
aku telah berusaha.
Aku merasa paling tersinggung
ketika sahabat karibku juga mengatakan, bahwa aku mudah naik
pitam. Ia juga terus menerus mendesak supaya aku berubah. Aku
mengakui bahwa ia benar, meskipun aku tidak bisa membencinya.
Aku merasa sama sekali tidak berdaya dan terpasung.
Namun pada suatu hari ia berkata
kepadaku: “Jangan berubah! Tetaplah seperti itu saja. Sungguh,
tidak jadi soal, apakah engkau berubah atau tidak. Aku
mencintaimu sebagaimana kau ada. Aku tidak bisa tidak
mencintaimu.”
Kata-kata itu berbunyi merdu
dalam telingaku: “Jangan berubah. Jangan berubah. Jangan
berubah… Aku mencintaimu”
Dan aku menjadi tenang. Aku mulai
bergairah. Dan, oh, sungguh mengherankan, aku berubah!
Sekarang aku tahu,
bahwa aku tidak dapat benar-benar berubah, sebelum aku menemukan
orang yang tetap akan mencintaiku, entah aku berubah atau tidak.
Engkau mencintaiku
seperti itu, Tuhan? |