Para
Ahli
Hidup Rohaniku
seluruhnya diambil alih oleh para ahli. Kalau aku ingin belajar
berdoa, aku pergi kepada seorang pembimbing rohani. Untuk
menemukan kehendak Tuhan, aku pergi kepada seorang pembimbing
retret. Untuk mendalami Kitab Suciku, aku pergi kepada seorang
ahli Kitab Suci. Untuk mengetahui apakah aku telah berdosa atau
tidak, aku pergi kepada ahli teologi moral. Dan untuk
mendapatkan pengampunan atas dosa-dosaku, aku pergi kepada Imam.
Seorang raja pribumi di kepulauan Pasifik
Selatan mengadakan perjamuan untuk menyambut seorang tamu
istimewa dari Barat.
Ketika tiba waktunya untuk menghormati sang
tamu, sri raja tetap duduk di lantai saja; sedangkan seorang
ahli pidato, yang memang disiapkan untuk maksud ini,
menyanjung-nyanjung sang tamu dengan kata-kata hebat.
Seusai pidato yang berkobar-kobar itu, sang
tamu bangkit berdiri, untuk menyampaikan ucapan terima kasih
kepada raja. Sri raja menahannya dengan isyarat. “Jangan
ba-ngun,” katanya, “saya sudah menyiapkan seorang ahli
pidato bagi anda juga. Di pulau kami, kami beranggapan bahwa
bicara di muka umum tidak boleh dilakukan oleh orang-orang
amatir.”
Aku jadi bertanya-tanya: apakah Tuhan akan berkenan kalau aku
sendiri menjadi lebih amatir dalam hubunganku dengan dia? |