Tahukah Anda rumah hantu? Yang
dimaksud tentunya bukan rumah yang “benar-benar” dihuni para hantu,
melainkan rumah hantu seperti yang ada di Dunia Fantasi. Mungkin Anda
pernah memasukinya. Apa yang Anda rasakan di situ? Seperti apa
suasananya? Menyeramkankah? Atau, sekedar mengejutkan?
Tapi bukan soal bagaimana
keadaan rumah hantu itu yang mau kita bahas, melainkan mengapa banyak
orang gemar mencoba masuk kerumah hantu? Bahkan untuk itu, orang rela
mengeluarkan uang untuk membeli karcis. Apa yang sebenarnya dicari di
situ?
Agaknya, seperti banyak tempat
hiburan lain, yang dicari orang di rumah hantu adalah apa yang disebut
sebagai sensasi. Ya, sensasi! Atau pa-ling tidak, variasi. Sebab di
situ ditawarkan suasana yang (pasti) serba lain. Dunia yang “misterius”,
yang jelas berbeda dari dunia kita sehari-hari.
Sekitar dua dasawarsa yang lalu
di harian Sinar Harapan, Pdt. Em. Dr. Eka Darmaputera pernah
mengatakan bahwa gereja itu—bagi sekelompok orang—tak ubahnya
rumah hantu! Tentu bukan karena rumah Tuhan dan rumah hantu banyak
kemiripannya. Melainkan karena dua-duanya sama-sama “terasing”
dari kehidupan sehari-hari. Dua-duanya adalah tempat yang “misterius”,
yang sama sekali tidak ada urusannya dengan realitas kehidupan.
Mengapa? Pertanyaan inilah yang
akan kita cari jawabannya dalam Warta Bulanan kali ini. Yang jelas
dalam banyak hal gereja memang jelas terlihat asing bagi warganya.
Bahkan dalam banyak hal, gereja tidak memberi pengaruh apapun dalam
kehidupan sehari-hari. Ini tentu perlu diwaspadai.